Senin, 27 Juli 2020

Maafkan Aku

Sebuah senyuman yang awalnya bisa meredakan dahaga di keringnya kisah cintaku, tak kukira kini menimbulkan pedih luka mendalam di relung hati.
Kau yang awalnya kukenal dengan kesan manis, tak kusangka tega membuat jiwaku menangis.
Kau yang dulu terlihat senang kudekati. Sekarang rasanya tak ingin lagi kudekati.

Semua ini perihal dia, yang ternyata telah resmi memilikimu. Aku jadi merasa terbohongi atas pertanda-pertanda yang kau beri ketika sempat kudekati dulu. Apakah lakumu selalu begitu pada setiap lelaki? Atau kau hanya ingin membuatku terbang sementara kau menyiapkan busur panah untuk bisa membuatku jatuh kapan pun?

Tapi waktu tak akan pernah bisa terulang. Salahku yang tak menanyakan statusmu terlebih dulu. Dan salahmu, telah mengizinkanku masuk menjelajahi hatimu. Lalu ... teruntuk semua keinginan dan jawaban dari doaku kelak, aku pasrahkan sudah pada semesta yang merajai.

Maafkan, jika aku tak bisa melakukan lebih dari sekadar berharap. Karena aku hanya lelaki pecundang, yang terlanjur menyukai seseorang yang kurasa tak mungkin akan membagi hatinya pada dua pria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar