Jumat, 30 Desember 2016

Biru


ini bukan biru langit, biru laut, atau pun biru tosca
ini adalah biru lebam yang terlanjur tercetak di lengan kanan kiriku
akibat berbuatan manusia yang tidak beradab dan tidak bertanggung jawab
cubitan gemas pada sebujur lengan yang tidak berdosa ini
silahkan saja bila kalian bisa membayangkan
betapa linunya sakit pada kedua lenganku ini
seperti habis disuntik cacar pada waktu aku kecil dulu
betapa tidak nyamannya lagi lengan ini ku gerakkan
sakit.. sakit.. sakit..
linu.. linu.. linu..
biru.. biru.. biru..

lihat saja pembalasanku nanti..
aku bisa lebih kejam dari ini..

Jumat, 09 Desember 2016

Diskripsi Tentang Kamu

Tuhan selalu punya rencana dan tujuan dalam sebuah pertemuan. Aku yakin semua bukan hanya kebetulan akan tetapi sudah tertulis dalam suratan. Lalu bagaimana kita harus mengartikan? Semua itu terletak pada keadaan, bisa jadi kita dipertemukan untuk dapat berteman, berkawan, atau hanya sekedar kenal dan saling bersapaan. Namun apa jadinya jika kita ditakdirkan untuk lebih dari sekedar bersahabatan, dan saling memendam perasaan? Semua kita kembalikan ke Tuhan, karena Dia-lah yang merencanakan, sedangkan kita hanya bisa berperan, menjalankan dan berpangku pada kenyataan.

Kamu memang bukan yang tercepat, tapi bisa jadi kamulah orang yang tepat. Sekedar keyakinan bahwa bahagia itu seringnya datang terlambat, entah dia sedang terhambat atau mungkin malah tersesat. Kalau sudah begini, hati kita akan sangat sulit berjabat, apalagi bila ada yang sedang terikat. Mungkin ada seseorang yang lain yang sedang terpikat, hingga kakipun dipegangnya erat-erat. Selebih lagi jika itu hari jum'at, yang selalu membuat kita jauh dari kata dekat. Haruslah bersabar, karena itu menjadikan kita kuat, hingga akhirnya nanti kita bisa merapat.

Tak ada yang bisa mendiskripsikan Kamu dihatiku. Seseorang yang tak pernah absen dalam lamunanku. Seseorang yang menjadi sebab aku untuk menunggu. Seseorang yang telah berhasil mengajarkan padaku perbedaan rindu dan candu. Yang tak pernah ragu untuk bercerita tentang sendu dan syahdu. Meski awalnya malu-malu dan terkesan ambigu. Namun tak ada satu kata palsu dalam ucapmu. Itulah Kamu, yang mampu membuat mata, hati, dan fikiranku berpadu. Dan Kamu, yang selalu membuat jiwaku mengharu biru.

Aku lebih suka menyebutmu senja. Salah satu keindahan yang membuatku terpesona. Kenapa aku memilih senja? karena disanalah warna jingga berada. Walau warnanya semerah luka, namun tak bisa kupungkiri indahnya. Tak pernah habis kata-kata untuk hanya sekedar menjabarkan pesonanya. Karena senja layaknya rasa bahagia. Selalu hadir di akhir cerita dunia. Walau malam seringkali datang menelannya, dia  akan selalu hadir di keesokan harinya. Karena itulah takdirnya.

Bila pada akhirnya keindahan itu pergi. Aku percaya bahwa kebahagiaan akan tetap disini. Sedang kenanganku bersamamu selalu kusimpan di dasar hati. Katamu tak ada yang perlu disesali ataupun ditangisi. Karena walau nanti kita akan sendiri-sendiri, akan ada satu jawaban yang menanti. Entah itu jawaban untuk kembali, atau keharusan untuk tetap pergi tanpa permisi. Walau hati tak pernah bisa dibohongi. Takdir membuat kita tak bisa lari.

Tak ada yang bisa dilakukan bila hati kembali gersang. Pagi pun menjadi usang dan sore pun terasa remang-remang. Tak ada bayang-bayang yang mengisi malam, jika sinar kini tak akan lagi terang. Mungkin siang akan menjadi petang, dan petangpun akan semakin petang. Persis sekali seperti saat kamu sebelum datang. Tak ada suara lantang kata sayang. Dan diskripsi tentang kamupun kembali hilang.



Senin, 07 November 2016

Adaptasi

Aku manusia payah, manusia lemah,
Menjauhimu pun aku tak mampu,
Aku bodoh atau pura-pura tak tahu?
Mungkinkah berjodoh, bila tak pernah bersatu?

Aku manusia tuli, manusia buta,
tak dapat melihat dan mendengar selain kamu,
Apakah kamu tak pernah sadar,
Jika kamu telah menjadi canduku?

Mungkin aku perlu rehabilitasi untuk bisa benar-benar pergi,
Mungkin aku harus mencari tempat yang sepi,
bukan untuk lari, tapi untuk merenung diri,
bukan untuk menjauhi, tapi menemani dari jauh,

Masihkah ada hati, jika koneksi tak lagi berarti?
Seperti halnya kita berdiri, namun jiwanya mati,
Kalau kamu sengaja menemani lalu pergi,
Lalu untuk apa lagi aku disini?

Jika tak ada kata-kata lagi, mungkin sebaiknya aku pergi,

Jika kamu benar-benar lari, apakah kamu ingin aku mati?

Senin, 31 Oktober 2016

Kamu

Terkadang aku merasa bahwa kamu seperti ingin menghindar dan menyembunyikan sebagian dari dirimu.
Namun disaat bersamaan kamu memberiku kesempatan untuk memasuki bagian dari dirimu yang lain.


Jumat, 23 September 2016

Tapi Kamu Jangan..

Biarlah orang lain membenciku, tapi kamu jangan..
Biarlah mereka mencemoohku, tapi kamu jangan..
Biarlah semua menjauhiku, asal jangan kamu..

Cukuplah kamu menjadi milikku, yang selalu ingin aku rindu
Dan biarkanlah aku saja yang memiliki rindu, tapi kamu jangan..
Karena rindu ini tak akan mungkin kuat kau pikul, 
Terlalu berat...

Senin, 15 Agustus 2016

Mengukir Kenangan

Tiga tahun itu lama, tak sesingkat yang kau kira,
Tiga tahun itu lama, tak secepat kau mengedip mata.
Tak terasa tiga tahun itu berlalu, 
Begitu banyak memori-memori yang pudar lalu menghilang,
Ditelan sebuah lupa, yang semakin menua dan menganga.

Namun ada satu ingatanku yang selalu teringat, 
Terutama disaat-saat bulan seperti sekarang ini,
Disaat semua orang dari segala penjuru negeri ini, gagap gempita mengingat puing-puing sejarah yang diwariskan oleh para leluhur, mengenang sosok-sosok para nenek moyang yang berjuang memerdekakan negara yang telah lama mereka idam.

Aku... Kita.. Mungkin punya sejarah tersendiri yang kelak akan kita kenang lalu kita ceritakan kepada anak-anak dan cucu kita,
Mungkin ini sejarah yang jauh lebih sederhana dibandingkan perjuangan para leluhur kita, namun ini adalah sejarah kita, cerita kita, yang akan kita banggakan kepada penerus-penerus kita.

Teruslah mengukir cerita kita sendiri kawan, sebuah sejarah yang mungkin akan selalu kita kenang, walaupun itu adalah sebuah cerita yang sangat sederhana, asalkan itu bermakna, dan berguna bagi sesama, tak jadilah mengapa.

Teruskanlah untuk berkarya teman,
Walau kita tak lagi bersama dalam satu pilar, dan telah berpijak dengan kaki kita masing-masing di sudut-sudut penjuru yang mungkin berbeda,
Asalkan kita masih satu jiwa, tak jadilah mengapa.

Teruslah berjalan, dan melangkah, buatlah bangga negeri tercinta, yang semakin lama semakin menyiutkan nyali kita untuk mengudara ke cakrawala.

Bersama, sambutlah hari baru negeri ini,
Dirgahayu indonesia

Share Link :
https://m.youtube.com/watch?v=hsBnJlBtRRA

Selasa, 09 Agustus 2016

Hari Lahir

Adalah waktu, yang terkadang membuat lupa bahwa kini aku semakin dewasa.
Adalah waktu, yang membuatku sadar, bahwa aku adalah manusia yang tak punya apa-apa, terkecuali hanya sebuah jasad yang tak berguna.
Juga waktu, yang membuatku ingat, bahwa Tuhan tak akan menilai kita dari harta dan rupa, terkecuali sebuah hati dan amal yang kuperbuat.

Tuhan, kini umurku berkurang, bukan bertambah,
Kiranya Bimbinglah aku untuk selalu berjalan di Jalanmu, jalan yang Engkau ridhoi.
Berikanlah aku petunjuk kearah Rahmat-Mu.
dan Tabahkanlah hatiku untuk menghadapi segala cobaan-Mu.

Jumat, 29 Juli 2016

Seperti Remaja

Segala yang pernah tercipta tak mudah untuk dilupa.
Segala yang pernah dicinta tak mudah untuk sirna.
Sedikit saja luka, akan timbul jutaan duka
Sedikit rasa suka, akan tercipta bahagia yang tak terhingga.
Setidaknya itulah yang aku rasa dulu.
Dulu sekali...

Sudah sepantasnya suka dan duka mewarnai setiap cerita sepasang remaja.
Tak heran mengapa remaja terkadang merasa acuh, ketika sedang dirindu berdua.
Pun tak jarang ia mengurung diri, ketika sebuah derita sesekali melanda.
Siapa bilang aku tak rindu masa-masa itu?
Ya... aku memang rindu...

Bersyukurlah wahai remaja yang tidak ada satu pun penghalang untuk saling bertatap muka.
Karna tak sedikit sepasang, dua pasang insani menjalin rasa dalam sepi sembunyi.
Perihal hasrat rindu yang tak jua terobati, mengubahnya berani dalam sembunyi agar tiada satupun yang lain mengetahui.

Andai aku seperti seorang remaja itu.
Andai hati ini berani seperti mereka.
Dan andai tiada penghalang, yang menerjang menjadi penghadang.
Pun aku hanya bisa berandai dan selalu bertanya pada waktu.
Kiranya, kapan aku dan kamu akan dipertemukan?

Senin, 18 Juli 2016

Merah Jambu dan Tisu Abu-abu

Aku selalu ingat wahai merah jambu,
Ketika kau berdiri diantara sekumpulan merah jambu selainmu,
Aku selalu menemukanmu lewat tisu abu-abumu.

Aku takkan lupa wahai merah jambu,
Ketika jalanmu mengiringiku,
Kembali ke rumah untuk berkeluh kesah.

Masih juga tersimpan jelas di ingatanku,
Ketika kau dalam antrian yang membuatmu menunggu,
Menuju ke depan peti harta merah darah.

Walau waktu takkan menuju kembali ke masa itu,
Takkan hilang bayang rona malu merah wajahmu,
Yang selalu tertutupi tisu abu-abu.

Selasa, 14 Juni 2016

Selingkuhan dari Selingkuhan

Air mata mengalir bersama luka
Mewarnai hati dengan sejuta derita
Disaat aku terlambat membuka mata
Kau sedang menjalin canda dengan dirinya

Mungkin cinta yang membuatku buta
Yang salah memandangmu sebelah mata
Lelaki yang dulu menjadikan hati ini berbunga
Kini membuangku seperti tiada guna

Aku yang lebih dulu mengenalmu
Aku yang lebih dulu bersamamu
Aku yang lebih dulu mencintamu
Kini menjadi selingkuhan dari selingkuhanmu

Telah lupakah setiap kata yang pernah terucap?
Sehingga kau tega merubah satu menjadi dua
Atau memang aku hanya pelampiasan saja?
Jikalau memang iya, aku pun tak mengapa
Karena aku percaya, hukum karma pastilah ada

Senin, 13 Juni 2016

Aku Rindu, Aku Ingin Menemuimu


1. Aku bisa titipkan salam pada temanmu, aku pun bisa mengirim surat padamu, namun aku tak sudi, aku takut kalau-kalau kau membenciku.

2. Aku bisa menelfonmu, pun aku bisa mengirimkan pesan pendek untukmu, namun aku tak mau, aku takut kau ragu untuk menemuiku.

3. Aku bisa mendatangi rumahmu, aku juga bisa menjemput di tempat kerjamu, namun aku tak ingin, aku takut kau akan menghindariku.

4. Tak ada hal yang tak bisa untukku menemuimu, tak ada hal yang tak mungkin untukku, tapi aku tak mau melakukannya, aku tak ingin.

5. Aku takut, aku hanya rindu sendiri, aku takut tiada sedikit rindu darimu untukku, aku takut jika nanti kau menertawakanku.

6. Hanya berpasrah pada kehendak Tuhan yang Maha Kuasa, untuk mempertemukanmu denganku, di suatu saat, di suatu tempat, yang tak pernah kita duga, yang tak pernah kita rencana.

7. Jika itu terjadi, mungkin akan ku tuangkan rindu itu, walau hanya sekejap mata, untuk memandangmu, menyapamu, menyentuhmu, mengirup wangi tubuhmu, dan mendengar suara lembut bibirmu.

8. Andai saat ini aku bisa bertanya padamu atas rinduku, aku pasti sudah tidur pulas dari tadi, hingga aku tak perlu menghabiskan waktuku memikirkanmu sampai detik ini yang sudah terlewat dini hari.

9. Ahh.. tidak-tidak.. aku tidak akan pernah menanyakan rindu itu padamu, karena aku takut untuk mendengar jawaban darimu atas rinduku.

Minggu, 29 Mei 2016

Negeri Para Boneka

Inilah negeri tempat kakiku bicara
Negeri yang dicipta untuk para boneka seperti kita
Indah namun semu, semu namun nyata

Selaras pandang dari ujung hingga ke ujung
Apakah ada yang membuat hatiku tertarik?
Namun hati tak pernah menipu mata
Adalah kamu yang membuat semua itu menjadi nyata
Harapan-harapan baru kini tercipta

Inilah negeri tempat kakiku berdiri
Tempat para boneka mencari jati diri
Untuk wujudkan masa depan abadi

Sebagaimanapun juga kamu, hai boneka cantik
Irama langkahmu penggugah semangat para boneka pencari mimpi
Nyanyian sepatumu terus terngiang terbawa mimpi
Itulah kau yang membuat aku bertahan di negeri ini
Hai boneka cantik, sudilah engkau menjadi harapanku selanjutnya.

Senin, 11 April 2016

A Night to Remember

Malam ini aku teringat, ketika kau dulu menyapaku pertama kali,
Bukan hanya senyummu, bahkan nada dan kata yang kau ucap dulu masih tersimpan jelas di otakku.
Malam ini aku teringat, ketika saat kau mengajakku pergi ke atap gedung sekolah, lalu kau bercerita tentang apa pun yang kau alami, dan kau membuatku menikmati setiap ucap yang keluar bibir manismu.
Aku teringat jua ketika hari-hariku semakin dekat denganmu, tak ada wanita lain yang memenuhi hayalanku selainmu. Namun itu dulu.. Jauh sebelum aku mengenalnya sekarang..
Malam ini adalah malam dimana aku ingin mengingat semua moment-moment ketika aku masih bersamamu dulu. 
Walau tak sedikit cerita duka bersamamu, entah kenapa, malam ini aku ingin sekali mengingatmu.. 


Mungkin karena aku benar-benar telah rindu kepadamu.

Senin, 07 Maret 2016

Wanita Bercadar Tisue

Aku tak harus melakukan itu sehingga aku seolah-olah mengabaikanmu...
Seperti aku tak melihatmu, seperti aku tak memperdulikanmu...
Ya jangan melihatmu, kurasa begitu...
Dan berawal dari senyum saling sapa seharusnya aku lari,
seharusnya aku tak bermain-main dengan hati yang seolah tak mendengarnya...

Tanpa kata, kau biarkan aku mengerti cinta
Tanpa kata, kau membuatku menahan nafas walau ku lari seperti ini..
Tanpa kata, cinta ini meninggalkanku dan cinta ini membuangku..
Apakah kamu melihat air mata yang mengalir dipipiku??

Terkadang kamu begitu sangat dekat sehingga aku bisa gapai hatimu,
meski itu hanya seolah-olah...
Namun bila aku melakukannya, kamu akan mulai menjauh dariku,
alangkah mengesalkan sekaligus mendebarkan.. kamu membuatku gila...

Aku mohon, tetaplah disini karena aku membutuhkanmu..
Tapi jika kamu tetap pergi beri aku kesempatan untuk mengucapkan salam perpisahan dan jangan pernah lupakan aku..
Jika suatu saat kita berjumpa lagi dikemudian hari kuharap tak ada salam perpisahan yg terucap..

Lalu, yang harus ku katakan selanjutnya datang tanpa kata..

Senin, 29 Februari 2016

Ketika Mamihh Curhat

Ketika mamihh curhat..
Betapa banyak kegalauan yang menghinggap,
Hingga tak kuasa ia menahan lelehan air mata,
Untukmu, untukku, untuk kita..

Ketika mamihh curhat..
Betapa kusyu' nya ia memanjat doa,
Di sepertiga malamnya yang terjaga,
Demi kamu, demi aku, demi kita..

Ketika mamihh curhat..
Betapa syahdu ia bercerita kepada Sang Kuasa,
Di ujung kegelisahan masa mudanya,
Sebelum ia bertemu dengan papaa..

"Ku redam... Kini hadir lagi dukaku, lukaku,
dan ketidakberdayaanku yang berkepanjangan..
Namun tidak... Aku tak ingin menangisi semua ini,
Karna aku tau.. Itulah kenyataan yang terjadi..
Walau sungguh teramat perih dan pedih..

Ya Allah...
Tak ingin aku terhempas.., kalah.., lalu menyerah,
Aku merasa akan datang masa itu..
Dimana saat do'aku akan terjawab..
Saat penantianku tlah berujung..
Dan indah hari~Mu menyapaku..

Ampuni aku ya Robbi...
Karena aku terlalu berharap lebih dari apa yang Engkau beri..
Karena Engkaulah sang pembolak-balik hati,
Maka, ku pasrahkan semua ini pada~Mu..
Hingga Engkau akan hadirkan sesuatu yg seharusnya menjadi milikku dengan ijin~Mu.."

Setelah mamihh curhat..
Betapa ringannya ia tersenyum,
Seolah beban tak lagi memeluknya,
Padamu, padaku, pada kita..

Sabtu, 16 Januari 2016

Setia

Setia itu konstant, ngga berubah, walau banyak godaan didepan.
Setia itu konstant, sedih senang tetap saja senyum.
Setia itu konstant, tetap ada di segala macam cuaca.
Pokoknya setia itu konstant, kalau ngga konstant berarti ngga setia.

Setia itu bukan seperti buaya, kadang di air, kadang di darat, ngga jelas.
Setia juga bukan seperti kupu-kupu, tak hanya siang, malam pun sering berkeliaran.
Setia itu seperti kambing, tiap hari makan rumput, ngga pernah makan nasi.
Setia juga seperti ikan di kolam, walaupun dibiarkan, dia ngga akan mau keluar dari dalam kolam.

Setia itu ya aku, dari dulu ngga laku-laku.
Setia itu memang aku, dari dulu hanya kamu yang ku rindu.
Setia itu sepertiku, walau ngga sempat mandi, tapi tetep wangi.
Setia itu aku, ada atau tidaknya kamu disini, aku tetap makan setiap hari.

Setia itu bukan seperti alfamart, yang buka cabang dimana-dimana.
Setia juga bukan seperti nilai tukar rupiah, sukanya berubah-ubah.
Setia itu seperti tol cipali, lurus ngga belok-belok.
Dan setia itu juga seperti kamu, ada dan tidaknya aku, kamu tetap saja bersama DIA.