Awalnya aku mencoba mengalah dan memaklumi. Ketika engkau memintaku untuk sejenak memberi jeda pada kebersamaan ini. Engkau memohon padaku agar memberi ruang lebih padamu, hingga kau bisa melakukan segala hal yang tak bisa kau lakukan ketika masih bersamaku.
Walau pada akhirnya kau selalu kembali untukku, terkadang aku tak kuasa menahan sepi yang kerap menerpa diri. Seolah naluri kehilangan selalu hadir, menjelma mimpi buruk di tiap malamku. Dengan berat hati aku melalui semua ini, hingga kau kembali menghubungi via pesan pendek seperti sedia kala.
Tapi sepertinya jeda kali ini berbeda. Sudah sekian minggu aku tak mendengar
kabar darimu, lewat pesan-pesan singkatmu yang tiada kunjung masuk di
gawaiku. Bayang-bayang buruk tentangmu, perlahan menjelma menjadi nyata.
Bersamaan dengan akun sosial mediamu yang kini tak lagi bisa kutemukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar