Usah kau tanya lagi keadaanku.
Sebab kepergianmu, membumihanguskan seluruh mimpiku.
Pun tak perlu kau berbelas kasih padaku.
Kelak tanpamu, cita-cita baru telah menunggu.
Dulu kupikir kau adalah bumi untukku.
Yang senantiasa menopang dan memberi kenyamanan bagiku.
Menjadi tempat bersandar guna mengistirahatkan segala lelah.
Memelukku hingga raga ini punah.
Namun nyatanya kau hanya sebatas angin.
Yang memberi hawa sejuk sementara bagi segala dahaga.
Memberi kesan nyaman walau hanya sekejap mata.
Hadir sebagai semu belaka.
Dan pada akhirnya, kekhawatiranmu sekadar perhatian yang sia-sia.
Karena kesedihanmu adalah kemunafikan bagiku.
Sedang antipatiku menjadi sebuah kenyataan untukmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar