Seperempat abad yang lalu, seorang anak tampan terlahir dari rahim wanita muda. Tanpa dosa, tanpa rasa canggung, si anak menangis lantang, menciptakan kebahagiaan bagi si ayah dan beberapa keluarga yang tengah menunggu kelahiran si buah hati.
Dengan kasih sayang dan kesabaran, si wanita muda mulai menggendong buah hatinya, sembari melupakan rasa sakit yang sedang dideranya. Wanita tadi bergegas menyusui si anak, memeluk dengan penuh kelembutan hingga tangisnya perlahan mereda.
Saat itulah, hari di mana lahirnya sebuah cinta tak berbatas. Sebuah cinta tulus seorang wanita yang tiada mengharap balas dari sang anak. Walau kelak si anak menjadi seorang pendosa, walau kelak si anak akan kerap menyakitinya. Ia akan rela dengan segenap raga mendoa, untuk segala kebaikan anak tercintanya.
Yaa... Wanita itu adalah ibu. Seorang wanita yang rela berkorban berpeluh darah demi anak tercintanya. Sedang anak tampan tadi adalah aku. Seorang anak yang kerap tega melukai hati ibunya sendiri, demi keinginannya yang tak abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar