Rabu, 30 Desember 2015

Aku Menyerah

Aku menyerah dinda, aku menyerah mengejarmu,
Kau begitu cepat berlari di depanku,
Sejengkal jarak yang seharusnya bisa kukejar untuk meraihmu, kini semakin melebar jauh,
Itu karena kau yang semakin melesat, dan aku yang semakin lambat.
Ibarat kau berlari dengan sepatu roda, aku berlari dengan kaki telanjng di atas jalan penuh duri,
Duri-duri yang memang sengaja engkau sebar, hanya untuk membuat jarak dgn ku.

Aku menyerah dinda, aku menyerah mengejarmu
Karena sekarang aku paham, akan ke arah mana engkau berlari menuju.
Cahaya cerah di depan menunggumu, dengan segala harapan yang menggiurkan untukmu.
Tak ada alasan lagi untuk hanya sekedar menoleh kebelakang, yang gelap, pengap, dan penuh ratap, yang tidak ada seberkas sinar cerahpun, terkecuali hanya sebatang lilin usang dengan remang api yang menari-nari diujungnya.

Aku mnyerah dinda, aku menyerah mengejarmu
Karena tak ada alasan lagi untukku menghalangimu
Mencari cahaya yang lebih terang dariku agar kaupun dapat menjadi bayangan yang lebih sempurna.

Aku menyerah dinda, dan kini aku akan berhenti mengejarmu, cukup sampai disini aku di belakangmu, dengan darah kaki yang penuh duri, akan coba ku putar arah langkahku untuk mengobati lukaku sndiri..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar