Rabu, 21 Juli 2021

Penyembuh atau Perusuh?

 "Aku mencintaimu ..."

Dua kata itulah yang akhir-akhir ini kerap tertangkap oleh gendang telingaku. Yang lalu getaran suaranya dikirimkan ke bagian cochlea untuk kemudian diteruskan ke dalam otak melalui syaraf pendengaran. Dari sanalah aku mencoba untuk mencerna kata-kata itu. Hingga tanpa sadar, melibatkan hati dan kedua pengelihatanku untuk memahaminya. 

Aku berusaha mencari sebuah ketulusan lewat mimik wajahmu yang kini sedang tersenyum, menggenggam erat jemariku, seolah takut akan kehilangan sosok dihadapanmu ini. 

Padahal, tiada kuhitung berapa kali sudah sebuah penolakan yang terlontar dari mulutku, tentang jawaban pernyataan perasaanmu itu. 

Kau pun juga tahu persis, bagaimana ketidaksiapanku menerima seseorang yang bahkan belum lama ini kukenali. 

Bagaimana aku bisa yakin pada orang baru, jika orang yang dulu pernah lama kuyakini begitu keji menghianati. 


Aku masih saja bergeming memandangmu. Bibirku kelu. Semua terasa sunyi beberapa detik. Sebab kebimbangan masih enggan pergi dari hati. Kau, kini menjadi sebuah pertanyaan besar di kepalaku. 

Apakah kehadirmu itu sebagai penyembuh luka-lukaku? Atau kah hanya sebagai perusuh yang membuat luka-lukaku kambuh. 

Dan aku; Masih belum siap menerima kenyataan yang terakhir itu. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar