Jumat, 14 Februari 2014

S.O.M.E.D.A.Y.

 Dia adalah harapan dan cita-cita
Dia adalah rumah untuk kembali
Dia adalah tempat untuk berbagi
Untuk bersama menyatukan hati

Selalu berjuang walau berat
Orang lain mungkin menyerah, tapi kami tidak
Mencari pengalaman hal yang paling berharga
Esok adalah harapan, kemarin menjadi pelajaran
Dulu adalah dulu, bukan yang sekarang
Akan terus berusaha dan terus belajar
Yang tidak kalah penting adalah doa

Someday we will walk with you
Someday one by one obstacles will go through
Someday that hope will be come true

Kamis, 13 Februari 2014

Aku Tinggal dengan Lelaki yang Bukan Suamiku

Kini telah berjalan sudah 3 tahun lebih pernikahanku, namun selama itu aku belum dikaruniai seorang anak pun. Aku tidak sedih, aku tetap bersabar, mencoba memahami jika ini hanyalah cobaan dari Tuhan. Sempat aku dan suamiku berniat untuk meng adopsi anak, tapi aku memilih untuk berfikir positif dan yakin suatu saat Tuhan akan memberikan aku dan suamiku seorang buah hati.

Suamiku adalah seorang perkerja proyek, dia sering sekali pergi keluar kota, berhari-hari bahkan pernah sampai hitungan minggu. Terkadang aku sangat merasa kesepian, karena tak ada satupun orang dirumah ini kecuali aku. Suamiku pernah mengusulkan untuk mempekerjakan seorang pembantu, biar bisa membantu mengurus rumah dan tentunya juga agar bisa menjadi teman jika aku ditinggal ke luar kota oleh suamiku. Namun aku menolaknya, karena aku pikir, aku masih bisa mengurus rumah yang tidak terlalu besar ini sendirian, lagipula aku juga tidak sedang bekerja.

Hari ini aku sakit, badanku lemas, aku tidak kuat bangun, kepalaku pusing. Aku tidak tau kenapa, seingatku semalam aku masih sehat-sehat saja. Aku juga tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berat. Aku bingung, padahal baru kemarin suamiku pergi keluar kota selama seminggu. Dirumah hanya aku sendiri, rumahku juga jauh dari rumah sakit, sahabat-sahabatku pasti lagi sibuk kerja sekarang, tidak enak jika ingin minta tolong kepada mereka. tetangga-tetanggaku, aku belum begitu akrab dengan mereka, karena baru satu bulan aku tinggal disini yang sebelumnya aku tinggal ditempat orang tuaku, aku tidak enak hati jika tiba-tiba meminta tolong kepada mereka.

Akhirnya aku terpaksa memanggil dia, satu-satunya lelaki yang bisa kuharapkan, lelaki yang bukan suamiku. Lelaki yang selalu ada disaat aku butuh, lelaki yang selalu membantuku tulus tanpa mengharapkan apapun dariku, selalu menyayangiku walau terkadang aku sering melupakannya. Sementara, dialah yang menjagaku, mengantarkanku untuk periksa perihal kesehatanku, dan sementara dia akan tinggal di rumahku, paling tidak sampai keadaanku pulih. 

Dialah lelaki selain suamiku, yang rela meninggalkan istri dan anak bungsunya untuk sekedar menemaniku.
Terimakasih Ayah, atas semua kasih sayang dan pengorbananmu, untuk kami, Anakmu.

Selasa, 11 Februari 2014

Mimpimu, Hidupmu

Mimpi adalah suatu hal yang semu, belum tentu adanya.
Mimpi bagaikan bayang-bayang, yg kadang bila dikejar tak dapat dicapai.

Mimpi juga seperti misteri yg kadang susah dimengerti.
Tapi mimpi adalah cita-cita dan harapan yg wajib kita cari, 
kita inginkan dan kita dapatkan.

Mimpi adalah satu hal kecil namun bermakna.
mimpi adalah jantung kehidupan.
Mimpi merupakan nafas bagi masa depan.
Kejayaan dari keberhasilan.

Kesabaran dan kegigihan adalah pintu pembuka mimpi.
Keberhasilan tidak terletak diawal perjalanan.
Namun keajaiban adalah milik bagi orang yg berani,
Kesejahteraan bagi yg bertahan.

"Mimpimu adalah Hidupmu"

Akhir? Bukan, Ini adalah Awal Bagiku


Aku berencana untuk datang ke acara resepsi pernikahanmu besok.
Aku sudah tidak kaget lagi setelah mendapatkan undangan pernikahan darimu, seminggu yang lalu.
Aku tahu, kamu dulu memang pernah mengisi hatiku, mengisi hari-hariku, mengisi lembaran-lembaran cerita hidupku.
Tapi itu dulu, kita sekarang sudah jauh terpisah, pun telah menemukan pasangan hidup masing-masing.
Aku tak ingin mengingat lagi apa yang telah terjadi 5 tahun yang lalu, saat kau ingin mengambil jalan hidup yang berbeda.
Walau sebenarnya aku tak bisa melupakan apa yang menjadi alasanmu untuk berpisah denganku.
Tapi aku sadar, kau adalah salah satu bagian dari sejarah hidupku, menjadi bagian dari potongan cerita masa mudaku.
Memang dulu sempat aku berfikir jika ini adalah akhir dari hidupku, akhir dari segala-galanya.
Namun aku sadar, Jika itu adalah sebuah awal yang baru, awal dari kehidupanku yang berbeda, lembaran hidup baru yang akan kulalui tanpamu.

Sekarang kita telah memiliki hidup masing-masing.
Aku telah mendapatkan seorang istri yang baik, aku pun segara akan mendapatkan seorang anak setelah 1,5 tahun aku menikah.
Sedang kini engkau akan menikah dengan pilihan hatimu sendiri.
Aku Ucapkan Selamat kepadamu, semoga engkau bahagia, dapat membina keluarga yang harmonis.
Aku Ucapkan terimakasih juga, telah sudi menjadi bagian masalaluku, telah mengajarkanku arti dari sebuah perpisahan.

Jodoh, rizki, hidup dan mati, memang benar Tuhan telah mengaturnya.
Tak akan bisa kita merubah apa yang telah menjadi takdir kita.
Petik pelajaran yang berharga dari sebuah cobaan.
Tak perlu disesali, karena mungkin ini adalah jalan yang harus kita ambil.
Sebuah skenario yang telah diciptakan untuk kita.

Terimakasih Tuhan, Terimakasih Dinda.





Sabtu, 08 Februari 2014

Rahasia Si Pemuja

Aku selalu melihatmu, akupun mengamatimu
Dari Jauh, dari dekat, ditempat yang mungkin kau tak sadari
Mungkin kau merasa biasa saja bila aku lewat didepanmu
Mungkin kau tak kan pernah tau jika aku selalu mencoba untuk bicara denganmu,
walau aku selalu saja tak bisa melakukannya

Aku mengagumimu, aku senang jika melihatmu, aku suka mengamatimu. mungkin tak sedikitpun kau tau, aku melakukan ini semua padamu
Aku mengagumimu, aku pikir kau tak kan tau, dan memang aku berharap tak ingin engkau tau, biarlah ini menjadi rahasiaku, biarlah ini semua ku nikmati sendiri

Aku selalu mengawasimu, disini, diruang gelap, mencari celah untuk memandangi, memandang setiap jalanmu, lekuk tubuhmu, paras wajahmu. Biarlah aku menikmatinya, sendiri, tanpa kalian. Entah sampai kapan aku begini, mungkin jika kau telah pergi, atau tergantikan yang lain. Dalam waktu dekat, atau mungkin selamanya.

Kamis, 06 Februari 2014

Cinta Sementara

Cinta datang dan pergi. Ketika cinta datang, kita menyambutnya dengan hati ceria. Namun, ketika cinta pergi, lepaskan saja dirinya. Biarkan ia terbang dan menghilang di balik cakrawala. Lepaskan saja asanya, dukanya, dan sedihnya. Biarkan rasa sakit membumbung tinggi di angkasa. Dan bersiaplah menyambut cinta yang baru, yang menyenangkan, yang menenangkan, yang membangun keanggunan, dan kehidupan yang menggembirakan. Jangan biarkan hati sedih berlama-lama, jangan biarkan koyak menyayat dalam-dalam. Karna, tidak ada satupun yang abadi di dunia ini, begitu juga dengan cinta . . .

Rabu, 05 Februari 2014

Jika tidak ingin memendam Cinta, Janganlah kita mencoba menanamnya


Cinta itu memang penuh misteri, kalau kita sudah terserang oleh virusnya, kita akan melakukan apapun untuk dapat meraihnya, dan terkadang apa yang kita lakukan jauh di luar akal sehat kita. Mencintai memang bukan perkara mudah, apalagi jika kita tak bisa mengungkapkannya. Disinilah orang akan merasakan yang namanya dilema, dilema karena tidak bisa mengungkapkan perasaan kita, dan dilema karena tersiksa memiliki cinta yang tidak diketahui oleh orang yang kita cinta.

Mungkin bagi sebagian orang, mengungkapkan cinta itu tidak mudah, bahkan sangat sulit, sesulit membalikkan telapak kaki kitakeatas. Mau bilang cinta saja susahnya bisa ngalahin susahnya ngerjain ujian nasional. Tiap ketemu, rasanya bibir jadi kaku, lidah jadi kelu, pikiran jadi tak menentu, ujung-ujungnya hanya bisa dipendam dan dipendam lagi, rasa sesal selalu datang menyelimuti, hanya karna kurang percaya diri, tuk ungkapkan rasa yang tersembunyi.

Berawal dari kita, menanam benih-benih cinta, pada akhirnya cinta akan tumbuh subur meracuni otak dan tubuh kita. Seolah dunia terlupa, yang dipikirnya hanya dia, dia dan dia. jiwa pun lebih banyak melamun daripada berpikir dan bekerja. tidak ada sedetikpun waktu yang terlewatkan tanpa memikirkannya. 

Cinta, tiada berarti jika tak pernah terungkap. Menjadikannya tak seimbang, bertepuk sebelah, tak ada timbal balik. Buat apa kita menanam cinta, jika hasilnya tak berbuah manis. Hanya membuang waktu, tenaga dan pikiran, membuatnya tumbuh tanpa adanya hasil untuk kita. Buat apa memendam cinta, jika kita tak ingin memendamnya, Janganlah pernah kita mencoba menanamnya. Cinta memang tidak untuk dipendam, tapi untuk ditanam dan kita petik hasilnya.