Minggu, 28 Juni 2020

Semesta Yang Tak Semestinya

Kabarnya kamu telah bahagia bersama yang lain. Aku senang mendengarnya. Walau sebenarnya, aku tak ingin mendengar betul kabar itu. Terlalu sakit diri ini. Membayangkannya pun aku tak sanggup. Mungkin aku yang masih belum rela. Jika perasaan yang pernah aku dapatkan darimu, dimiliki pula oleh orang selain aku.

Kata "selamat" aku ucapkan. Walau dengan berat hati kukatakan. Karena bisa jadi aku tak pernah sudi mengatakan itu. Musabab mimpi-mimpiku denganmu yang terpaksa kukubur dalam-dalam. Pun sakit hatiku yang tak dapat kupendam diam-diam. Sesenyap kepergianmu yang tiba-tiba lenyap.

Kini tanpamu, aku akan berusaha bahagia. Karena aku tak ingin merasa kehilangan sendirian. Segala cara akan aku lakukan, untuk dapat melupakan kesedihan. Tak ada guna mengutuk takdir sekarang. Yang terpenting adalah menerima kenyataan. Tentang Tuhan yang tak merestui kita, atau semesta yang tak bekerja sebagaimana mestinya.

Rabu, 24 Juni 2020

Mobil Terakhir

Aku kembali menunggumu di hari terakhirku, di dalam mobil terakhir malam ini. Kabarnya, kau tak ikut pulang, musabab pekerjaan yang tak mungkin kau tinggalkan.

Nampaknya tak banyak penumpang yang akan ikut naik mobil terakhir malam ini. Hingga adzan isya berkumandang pun, belum ada separuh dari keseluruhan tempat duduk yang terisi.

Apa mereka sama denganmu?
Tak ikut pulang karena ada urusan tertentu ...
Atau mungkin mereka pulang mendahuluiku, dengan menaiki mobil sebelum mobil terakhir ini ...

Kuharap penumpang segera berdatangan, agar mobil terakhir ini bisa segera diberangkatkan menuju kepulangan.
Pun rinduku pada kampung halaman, dapat segera tersampaikan.

Mobil terakhirku. Izinkan aku memejam mata padamu malam ini. Kuharap, ketika mata terbuka, kota tujuanku sudah terlihat dekat di depan sana.

Semoga ... segera ...

Minggu, 21 Juni 2020

Segera Usaikan

Apalagi yang kita cari?
Tak ada lagi bukan?
Coba lihat apa yang kita dapat! Hanya kelelahan dan kelelahan. Mengecewakan dan dikecewakan.

Lalu apa yang tersisa?
Hanya sebuah memori kesenangan-kesenangan semu di dalam sel-sel ingatan, bukan?

Mungkin benar ...
Hati memang perlu diistirahatkan.
Tubuh juga butuh direbahkan.
Namun, kenangan akan selalu hadir dalam pelukan.

Tidurlah ...!
Masih ada esok yang perlu kau kejar.
Selamat bermimpi. Jangan pikirkan aku yang kini masih ditemani masa lalu.

Sebuah cerita harus ada akhirnya.

Aku, Kamu, dan Rindu

Tiga setengah tahun, sepertinya bukan waktu yang singkat untuk kamu dan aku berpisah.
Izinkan aku mencoba menyapa sekali lagi. 
Untuk kamu yang sudah bisa move-on (dariku), selamat ya! dan untuk kamu yang masih susah menghilangkan bayang-bayang dari dalam benak pikiran, bersabarlah ... semoga sebuah distraksi segera hadir dalam kehidupanmu, mengalihkan apa yang seharusnya tidak kau pikirkan.

Maka, izinkan sekali lagi aku kembali hadir di tengah-tengah dunia imajiner ini. Bertemu kalian yang amat aku rindukan, meskipun tidak berbalas kalian rindukan. 

Semoga kalian berkenan. 

Terima kasih dan Maaf.