Semarang, 20 Februari 2009
Hai kak, apa kabar?
Semoga kita selalu dalam lindungan Sang Maha Kuasa
Tak terasa kini telah sampai di ujung masa, masa yang akan memisahkan jiwa kita, memisahkan diantara waktu-waktu dan kesibukan kita, melepaskan semua kenangan-kenangan yang terukir saat kebersamaan hangat kita.
Kak, berjanjilah untuk selalu mengingatku walau sekejap saat, dalam sela-sela rutinitas yang tiada hentinya itu, akupun pasti senang, terlebih jika kakak sudi menanyaiku, pun hanya sekedar sapa lewat pesan singkatmu.
Aku tau walau tiadamu, hariku kini menjadi sepi, akupun tak mengekangmu untuk menjalani kehidupanmu diluar sana, aku akan mencoba berteman dengan sepi ini yang semakin lama kini semakin membuatku nyaman.
Sungguh, tak ada lagi yang mendengar keluh kesah ceritaku, sungguh, tak akan ada yang memberi ucap ketegaran padaku, hanya kakak satu-satunya pendengar terbaikku, layaknya pendengar setia radio dan akulah sebagai penyiarnya.
Kak, kitapun tak kan tahu kapan kita akan dipertemukan lagi, kapan kita akan bercanda bertukar cerita seperti dulu, habiskan hari-hari dengan cara kita sendiri, mengukir cerita indah seiring berlalunya waktu.
Akankah aku merindukanmu kak? Merindukan senyummu, merindukan suaramu, merindukan deru motor maticmu? Ahh, sungguh sebenarnya aku pun tak ingin merindu, karena aku tahu rindu itu sangatlah menyebalkan.
Adikmu tersayang
Andani